NAMA
: HELENA DAMAYANTI SIREGAR
NPM
: 13213997
KELAS :
3EA14
MATA
KULIAH : BAHASA INDONESIA 2
1.
Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori dan belum menggunakan fakta. Oleh karena itu, setiap
penelitian yang dilakukan memiliki suatu hipotesis atau jawaban sementara
terhadap penelitian yang akan dilakukan. Dari hipotesis tersebut akan dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut benar
adanya atau tidak benar.
Dalam
penelitian yang menggunakan analisis statistik inferensial, terdapat dua
hipotesis yang perlu diuji, yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
Menguji hipostesis penelitian berarti menguji jawaban yang sementara itu apakah
betul-betul terjadi pada sampel yang diteliti atau tidak. Kalau terjadi berarti
hipotesis penelitian terbukti dan kalau tidak berarti bahwa tidak terbukti.
Selanjutnya menguji hipotesis statistik, berarti menguji apakah hipotesis
penelitian yang telah terbukti atau tidak terbukti berdasarkan data sampel itu
dapat diberlakukan pada populasi atau tidak.
2. Tujuan Hipotesis
sebagai
langkah untuk menfokuskan masalah, mengidentifikasikan data-data yang relevan
untuk dikumpulkan, menunjukkan bentuk desain penelitian, termasuk teknik
analisis yang akan digunakan, menjelaskan gejala sosial, mendapatkan kerangka
penyimpulan, merangsang penelitian lebih lanjut.
3. Macam Macam Hipotesis
Macam
macam hipotesis dalam penelitian, sebagai berikut :
a. Hipotesis Deskriptif
Pengertian
Hipotesis Deskriptif adalah dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu
sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori. Hipotesis
deskriptif ini merupakan salah satu dari macam macam hipotesis.
Contoh :
Ho
: Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil gelap.
Ha
: Kecenderungan masyarakat memilih warna mobil bukan warna gelap.
b. Hipotesis Komparatif
Pengertian
Hipotesis Komparatif adalah dugaan terhadap perbandingan nilai dua sampel atau
lebih. Hipotesis komparatif merupakan salah satu dari macam macam hipotesis.
Dalam hal komparasi ini terdapat beberapa macam, yaitu :
(1)
Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari dua
sampel (k sampel).
(2)
Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k sampel).
Contoh :
Sampel
Berpasangan, komparatif dua sampel
Ho
: Tidak terdapat perbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan.
Ha
: Terdapat berbedaan nilai penjualan sebelum dan sesudah ada iklan
Sampel
Independen, komparatif tiga sampel
Ho
: Tidak terdapa perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih
partai.
Ha
: Terdapa perbedaan antara birokrat, akademisi dan pebisnis dalam memilih
partai.
c. Hipotesis Asosiatif
Pengertian
Hipotesis Asosiatif adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau
lebih. Hipotesis asosiatif merupakan salah satu dari macam macam hipotesis.
Contoh :
Ho
: Tidak terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olah raga yang
disenangi.
Ha
: Terdapat hubungan antara jenis profesi dengan jenis olah raga yang disenangi.
4. Hipotesis harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai
berikut.
1.
Hipotesis harus menyatakan pertautan dua variabel atau lebih.
2.
Hipotesis harus jelas, tidak membingungkan dan dalam bentuk deklaratif atau
pernyataan.
3.
Hipotesis harus dapat diuji secara empiris, yang berarti bahwa seseorang
mengumpulkan data yang tersedia di lapangan untuk menguji kebenaran hipotesis
tersebut.
5. Ciri-ciri hipotesis yang
baik
Setiap orang
bisa membuat hipotesis, entah hipotesis dalam penelitian maupun hipotesis untuk
hal-hal yang lebih sederhana dalam berbagai gejala di kehidupan sehari-hari.
Meskipun begitu, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menghasilkan
suatu hipotesis yang baik. Menurut Moh. Nazir, setidaknya ada 6 ciri-ciri
hipotesis yang baik, yaitu:
- Harus menyatakan hubungan
- Harus sesuai dengan fakta
- Harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya ilmu pengetahuan
- Harus dapat diuji
- Harus sederhana
- Harus bisa menerangkan fakta
Dengan
demikian, untuk membuat sebuah hipotesis yang baik, seorang peneliti harus
mempertimbangkan fakta-fakta yang relevan, masuk akal dan tidak bertentangan
dengan hukum alam. Selain itu, hipotesis juga harus bisa diuji sebagai langkah
verifikasi dalam penelitian.
6. Fakta Ilmiah Sebagai Acuan Perumusan Hipotesis
Selain
menggunakn teori sebagai acuan, dalam merumuskan hipotesis dapat pula
menggunakan acuan fakta. Secara umum, fakta dapat didefinisikan sebagai
kebenaran yang dapat diterima oleh nalar dan sesuai dengan kenyataan yang dapat
dikenali dengan panca indera.
Fakta
Ilmiah sebagai acuan perumusan hipotesis dapat diperoleh dengan berbagai cara,
misalnya :
- Memperoleh dari sumber aslinya
- Fakta yang diidentifikasi dengan cara menggambarkan dan menafsirkannya dari sumber yang asli.
- Fakta yang diperoleh dari orang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam bentuk abstract reasoning (penalaran abstrak).
Selain
teori dan fakta ilmiah, hipotesis dapat pula dirumuskan berdasarkan beberapa
sumber lain, yakni:
- Kebudayaan dimana ilmu atau teori yang relevan dibentuk
- Ilmu yang menghasilkan teori yang relevan
- Analogi
- Reaksi individu terhadap sesuatu dan pengalaman
sumber
:
Sugiyono,
1999. Judul : Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Penerbit
Alfabeta : Bandung
0 komentar:
Posting Komentar