RSS

Tugas 2 Penalaran



 Nama           : Helena Damayanti Siregar
 NPM            : 13213997
 Kelas            : 3EA14 
 Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2


Penalaran Deduktif


Penalaran deduktif adalah metode cara berpikir yang dimulai dari menarik kesimpulan dari hal yang umum yang mengarah kepada kesimpulan yang khusus dengan cara menghubungkan data-datanya, Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan kesimpulan yang spesifik
Contoh : Premis 1 : Semua makhluk hidup adalah ciptaan Tuhan
               Premis 2 : Manusia adalah makhluk hidup
 Kesimpulan : Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan

Ciri penalaran deduktif
1. Dimulai dari hal-hal umum, menuju hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepadan hal-hal yang konkrit
2. Kalimat utaama terletak diawal paragraf dan selanjutnya dibarengi oleh beberapa kalimat penjelas sebagai pendukung kalimat utama.

Bentuk-bentuk paragraf deduktif
a) Penarikan simpulan secara langsung
semua S adalah P (premis)
sebagian P adalah S (kesimpulan)
contoh : Semua manusia memiliki tangan (premis)
Sebagian yang memiliki tangan adalah manusia (simpulan)
b) Penarikan simpulan secara tidak langsung
semua S adalah P (premis)
tidak satupun S adalah tak-P (simpulan)
contoh : semua pencuri adalah pelaku kriminal (premis)
tidak satupun pencuri adalah pelaku tidak kriminal (simpulan)


penalaran deduktif dapat berupa silogisme dan entimen
A) Silogisme
     Silogisme adalah cara berpikir formal, yang jarang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan pola nya saja, misalnya ia ditilang karena menerobos lampu merah, sebenarnya dapat dibentuk secara formal atau silogisme, yaitu :
     A: Semua yang menerobos lampu merah akan di tilang
     B: Ia menerobos lampu merah
     C: Ia ditilang
Persyaratan Silogisme
     1) Didalam silogisme hanya mungkin terdapat tiga term
     Contoh : Semua manusia berakal budi
      Semua mahasiswa adalah manusia
      Semua mahasiswa berakal budi
2) Term tengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan
3) Dari dua premis negatif tidak dapat ditarik kesimpulan
4) Jika kedua premis positif, kesimpulan juga positif
5) Term-term yang mendukung preposisi harus jelas, tidak mengandung Pengertian ganda/menimbulkan keraguan

B) Entimen
Dalam kehidupan sehari-hari, silogisme yang kita temukan berbentuk entimen, yaitu silogisme yang salah satu premisnya dihilangkan/ tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui
Contoh :  menipu adalah dosa karena merugikan orang lain
                   Kalimat diatas dapat dipenggal menjadi dua
                   1) menipu adalah dosa
                   2) karena menipu merugikan orang lain



Sumber :
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar