RSS

Tugas 3 Penalaran



 Nama           : Helena Damayanti Siregar
 NPM            : 13213997
 Kelas            : 3EA14
 Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2


Penalaran induktif 

Penalaran induktif adalah proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan menghasilkan suatu simpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.
Menurut (Smart 1972:64) penalaran induktif adalah penalaran yang memberlakukan atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Penalaran ini lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau empiri
Contoh penalaran induktif :
Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan
Kesimpulan : semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.

Ciri penalaran induktif
1) Menyebutkan peristiwa khusus
2) Menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa khusus
3) Kesimpulan terdapat diakhir paragraf

Bentuk-bentuk penalaran induktif
a) Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum
Contoh : Leonardo di caprio adalah aktor film, dan ia berwajah tampan
Jim sturgess adalah aktor film, dan ia berwajah tampan.
Generalisasi  : semua bintang film berwajah tampan. Pernyataan “semua bintang film berwajah tampan” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya

macam-macam generalisasi
1) Generalisasi sempurna
Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh : Sensus Penduduk
2) Generalisasi tidak sempurna
Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki
Contoh : Hampir seluruh pria dewasa di indonesia senang memakai celana pantaloon

b) Analogi
Analogi adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain, analogi dilakukan karena antara sesuatu yang dibandingkan dengan bandingannya memilki kesamaan fungsi dan peran. Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara konkrit dan lebih mudah dicerna.
Contoh ; untuk menjadi seorang pemain basket yang professional dan berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Begitu juga dengan seorang dokter untuk dapat menjadi dokter yang professional dibutuhkan pembelajaran atau penelitian yang rajin dan ulet oleh karena itu untuk menjadi seorang pemain bola maupun seorang dokter diperlukan latihan atau pembelajaran

 Jenis-jenis analogi
1) Analogi induktif
Analogi induktif yaitu, analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua.
Contoh : Tim uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari, maka tim thomass Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.
2) Analogi deklaratif
Analogi deklaratif adalah metode nntuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Contoh : deklaratif untuk penyelengggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk menunjukkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.

c) Hubungan kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang salign berhubungan. Hubungan kausal merupakan prinsip sebab akibat yang sudah pasti antara segala kejadian, serta bahwa sebuah kejadian memperoleh kejadian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan kesistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya.
Macam hubungan kausal :
1) sebab-akibat
Contoh : penebangan liar dihutan mengakibatkan banjir dan tanah longsor
2) akibat-sebab
   Contoh : toni melihat kecelakaan di jalan raya, sehingga toni beranggapan adanya korban kecelakaan


Sumber : Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo
    


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tugas 2 Penalaran



 Nama           : Helena Damayanti Siregar
 NPM            : 13213997
 Kelas            : 3EA14 
 Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2


Penalaran Deduktif


Penalaran deduktif adalah metode cara berpikir yang dimulai dari menarik kesimpulan dari hal yang umum yang mengarah kepada kesimpulan yang khusus dengan cara menghubungkan data-datanya, Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan kesimpulan yang spesifik
Contoh : Premis 1 : Semua makhluk hidup adalah ciptaan Tuhan
               Premis 2 : Manusia adalah makhluk hidup
 Kesimpulan : Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan

Ciri penalaran deduktif
1. Dimulai dari hal-hal umum, menuju hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepadan hal-hal yang konkrit
2. Kalimat utaama terletak diawal paragraf dan selanjutnya dibarengi oleh beberapa kalimat penjelas sebagai pendukung kalimat utama.

Bentuk-bentuk paragraf deduktif
a) Penarikan simpulan secara langsung
semua S adalah P (premis)
sebagian P adalah S (kesimpulan)
contoh : Semua manusia memiliki tangan (premis)
Sebagian yang memiliki tangan adalah manusia (simpulan)
b) Penarikan simpulan secara tidak langsung
semua S adalah P (premis)
tidak satupun S adalah tak-P (simpulan)
contoh : semua pencuri adalah pelaku kriminal (premis)
tidak satupun pencuri adalah pelaku tidak kriminal (simpulan)


penalaran deduktif dapat berupa silogisme dan entimen
A) Silogisme
     Silogisme adalah cara berpikir formal, yang jarang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan pola nya saja, misalnya ia ditilang karena menerobos lampu merah, sebenarnya dapat dibentuk secara formal atau silogisme, yaitu :
     A: Semua yang menerobos lampu merah akan di tilang
     B: Ia menerobos lampu merah
     C: Ia ditilang
Persyaratan Silogisme
     1) Didalam silogisme hanya mungkin terdapat tiga term
     Contoh : Semua manusia berakal budi
      Semua mahasiswa adalah manusia
      Semua mahasiswa berakal budi
2) Term tengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan
3) Dari dua premis negatif tidak dapat ditarik kesimpulan
4) Jika kedua premis positif, kesimpulan juga positif
5) Term-term yang mendukung preposisi harus jelas, tidak mengandung Pengertian ganda/menimbulkan keraguan

B) Entimen
Dalam kehidupan sehari-hari, silogisme yang kita temukan berbentuk entimen, yaitu silogisme yang salah satu premisnya dihilangkan/ tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui
Contoh :  menipu adalah dosa karena merugikan orang lain
                   Kalimat diatas dapat dipenggal menjadi dua
                   1) menipu adalah dosa
                   2) karena menipu merugikan orang lain



Sumber :
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tugas 1 penalaran



 Nama : Helena Damayanti Siregar
 NPM  : 13213997
 Kelas  : 3EA14


Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengalaman yang sejenis juga akan terbentuk preposisi-preposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah preposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan preposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar
Penalaran itu sendiri pada dasarnya merupakan aktivitas berpikir yang abstrak yang biasanya untuk mewujudkan penalaran tersebut dibutuhkan/ diperlukan suatu simbol. Simbol dalam penalaran berbentuk bahasa,sehingga wujud penalaran tersebut akan berupa sebuah argumen.. selain itu menurut minto rahayu (2005:27) bernalar akan membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan. Bernalar mengarah pada berpikir lepas dari berbagai prasangka emosi dan keyakinan seseorang  karena penalaran mendidik manusia bersifat objektif, tegas,dan berani, suatu sikap yang dibutuhkan dalam segala kondisi.


Hal-hal yang harus diperlukan dalam bernalar, meliputi:
1) Adanya Fakta
     Penalaran memerlukan fakta sebagai unsur dasarnya, karena itu agar dapat menalar dengan tepat kita perlu memiliki pengetahuan tentang fakta yang berkaitan baik secara fungsional maupun dalam hubungan sebab akibat.
2) Berfikir Sistematis.
3) Berpikir Secara Logis.
4) Tidak berdasarkan dugaan melainkan didukung argumen yang benar dan masuk akal.


Cara menguji fakta
Fakta adalah segala sesuatu yang tertangkap oleh indera manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan.Untuk menetapkan apakah fakta atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian.penilaian informasi tersebut harus merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta/kenyataan. Kemudian dilanjutkan dengan penilaian tingkat kedua yaitu konsistensi dan koherensi. Dengan penilaian konsistensi kita dapat mengetahui apakah suatu informasi merupakan fakta atau justru sebaliknya. Suatu informasi dapat dikatakan sebuah fakta jika setiap data yang diberikan saling mendukung dan tidak ada yang saling bertentangan satu sama lain dan melemahkan data yang lain.  penilaian koherensi ialah bagaimana data atau informasi tersebut sesuai dengan pengalaman manusia pada umumnya. Jika informasi yang diterima jarang terjadi atau kejadian yang tidak masuk akal tentu saja informasi tersebut diragukan kebenarannya

Cara menguji autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghindari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang merupakan hanya pendapat saja, atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data-data eksperimental. Untuk menilai suatu autoritas, penulis dapat memilih beberapa pokok berikut:
a) Tidak mengandung prasangka
Pendapat harus disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ahli itu sendiri, atau berdasarkan hasil eksperimental yang dilakukannya.
b) Pengalaman dan pendidikan autoritas
Pendidikan yang diperoleh autoritas menjadi jaminan awal
c) Kemashuran dan presite
Meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas itu hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi dibidang lain.
d) Khorensi dan kemajuan
Pendapat yang diberikan autoritas harus sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman, atau khoren dengan pendapat atau sikap terakhir dalam bidang itu.

sumber :
Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo
Hs, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS